Pages

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Kerajinan Tangan dari Sedotan Plastik


BIkin Kerajinan Tangan dari Sedotan Plastik





Kerajinan tangan ini merupakan peluang bisnis yang bagus sekali dan cocok untuk ibu rumah tangga yang ingin menambah penghasilan keluarga. Minat konsumen akan bunga sebagai hiasan di dalam ruangan memang cenderung meningkat. Para konsumen menginginkan ruangan mereka terlihat asri dan indah dengan memberikan hiasan rangkaian bunga pada setiap ruangan. Besarnya minat yang datang dari para konsumen pecinta bunga, mampu memberikan ide bagi para pelaku usaha untuk menciptakan peluang usaha bunga imitasi yang terbuat dari plastik.
kerajinan tangan
Kreasi kerajinan tangan bunga plastik ini muncul ketika para konsumen mulai mengeluhkan biaya yang harus mereka keluarkan untuk membeli bunga asli yang hanya tahan untuk beberapa hari saja. Keindahan yang diberikan bunga asli memang tidak bisa tahan lama, maksimal hanya bisa bertahan sampai 1 minggu saja. Sejak itu, kini banyak muncul para penjual bunga yang menciptakan bunga plastik. Biasanya bahan yang sering digunakan adalah plastik, pita, plastik sedotan, hingga kertas.
Kualitas kreasi bunga plastik yang kini dipasarkan, memiliki bentuk yang sangat mirip dengan bunga aslinya. Sehingga bunga plastik diminati pula oleh para konsumen. Selain itu bentuknya yang mirip dengan aslinya, bunga plastik juga bisa bertahan lebih lama daripada bunga asli. Dan yang lebih menarik lagi, bunga plastik bisa dibersihkan jika mulai kotor. Hanya dengan merendamnya dengan deterjen, maka warnanya akan kembali cerah seperti baru lagi.
Kreasi bunga plastik juga bisa dirangkai, layaknya seperti rangkaian bunga asli. Dengan merangkai bunga plastik yang disertai dengan pot cantik, memberikan nilai jual yang lebih mahal disbanding bunga plastik yang tidak dirangkai. Jadi dengan kreasi bunga plastik kita dapat membuka dua peluang usaha sekaligus, usaha menjual bunga plastik eceran serta menjual rangkain bunga plastik yang cantik. Kreasi bunga plastik dapat dijadikan sebagai salah satu bisnis rumahan yang menjanjikan. Kini peluang sukses dengan bisnis rumahan pun sangat terbuka lebar.
Berikut kami berikan salah satu contoh cara pembuatan bunga plastik yang paling sederhana, cukup menggunakan sedotan plastik bekas yang ada di sekitar Anda.
Alat :
Gunting
Cutter
lem
Bahan :
Sedotan
lidi atau bisa diganti dengan kawat yang agak besar (diameternya sekitar 2 mm)
kertas krep atau dapat diganti dengan kertas pita
bekas botol plastic sebagai tambahan aksesoris
Cara Pembuatan :
Potong sedotan dengan panjang ± 10 cm
Setelah itu ujung sedotan dibelah menjadi empat, kita bisa mengesut sedotan yang telah dibelah sehingga berbentuk lebih mekar dan agak lemas.
Kemudian gunting tiap ujung sedotan yang telah dibesut, membentuk lancip menyerupai bentuk kelopak bunga asli
Beberapa sedotan tersebut kemudian digabungkan menjadi satu sehingga berbentuk bunga sedang mekar
Bunga ini kemudian kita ikatkan pada kawat atau lidi yang telah dibalut kertas krep
Sedangkan untuk daunnya bisa dibuat dari potongan kertas pita atau dari potongan bekas gelas    plastic
Setelah satu tangkai bunga telah jadi, buat tangkai – tangkai berikutnya dengan cara yang sama. Dan untuk yang terakhir rangkailah tangkai bunga tersebut ke dalam pot bunga yang telah diisi spoon/ busa.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Kerajinan Tangan Berbahan Kertas Daur Ulang

Kerajinan Tangan Berbahan Kertas Daur Ulang

Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Peluang kerajinan tangan dari kertas daur ulang ini menarik karena dapat dilakukan oleh siapa saja dan membutuhkan modal yang kecil. Anda dapat menggunakan alat-alat yang ada disekitar Anda.

Pemanfaatan sampah kertas ini dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang. Proses kerajinan tangan ini pun tidak membutuhkan waktu yang lama dan menggunakan bahan-bahan disekitar kita. Pemanfaatan sampah kertas ini juga salah satu bentuk dukungan untuk mengurangi sampah di dunia.
Kertas daur ulang yang terbuat dari kertas koran akan menghasilkan warna abu-abu sehingga Anda harus menambahkan pewarna sesuai dengan keinginan Anda.
Alat yang dibutuhkan :
1. Blender atau Lumpang
2. Screen berkasa=cetakan
3. Screen tanpa kasa
4. Baskom
5. Busa
6. Kain bekas
Bahan :
1. Kertas atau Koran bekas (kertas tidak boleh mengandung plastic seperti kertas kalender atau kertas pembungkus makanan)
2. Pewarna alami: kunyit, pandan, daun jati, dsb
3. Batang/kelopak bunga yang kering
Cara pembuatan kerajinan tangan:
1.  Kertas bekas disobek atau digunting-gunting kecil
2.  Semua bahan ditempatkan disuatu tempat/ember dan direndam selama ± 2 hari. Kalau ingin cepat bisa juga direbus selama 1 sampai 2 jam, untuk membersihkan dari tinta dan bahan pengganggu lainnya. Sisa airnya jangan di buang di sembarang tempat karena mengandung tinta yang dapat menggangu makhluk hidup disekitarnya
3.  Kemudian kertas tersebut dihancurkan dengan menggunakan blender
4.  Masukkan bubur kertas ke dalam baskom yang telah diisi air bersih (tiap 250 gr bubur kertas membutuhkan 5 liter air bersih). Kebutuhan air bisa disesuaikan, tergantung dari ketebalan kertas yang diinginkan.
5. Untuk mempercantik diberi bahan pewarna alami,  misalnya pandan, kunyit dll. Bubur dalam baskom dicampur dengan pewarna tadi, kemudian diaduk.
6. Cetakan dan screen (screen bagian atas)dimasukkan ke dalam bak yang sudah tercampur dengan bubur kertas, masukkan secara merata.
7. Angkat cetakan dari dalam baskom atau bak
8. Siapkan kain yang lebar, sebaiknya kain yang bisa menyerap air.
9. Angkat screen, dan letakkan cetakan yang diatasnya sudah ada bubur kertas, hilangkan airnya dengan busa.
10.Setelah csreen tidak lagi mengandung air, screen kemudian diangkat. Kemudian dikeringkan jangan terkena sinar matahari langsung karena akan mempengaruhi warna kertas, cukup diangin-anginkan saja. Setelah itu dapat disetrika agar permukaannya halus
11.Kertas bisa dipergunakan untuk kartu atau souvenir lainnya, dan bisa juga digunakan untuk menulis.
 
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

kerajinan Songket

 kerajinan Songket

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang.

Istilah

Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencungkil". Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya; mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas.[1] Selain itu, menurut sementara orang, kata songket juga mungkin berasal dari kata songka, songkok khas Palembang yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang emas dimulai.[2] Istilah menyongket berarti ‘menenun dengan benang emas dan perak’. Songket adalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri, perayaan atau pesta. Songket dapat dikenakan melilit tubuh seperti sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak, hiasan ikat kepala. Tanjak adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain songket yang lazim dipakai oleh sultan dan pangeran serta bangsawan Kesultanan Melayu.[3] Menurut tradisi, kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau gadis remaja; akan tetapi kini kaum lelaki pun turut menenun songket.[2] Beberapa kain songket tradisional Sumatra memiliki pola yang mengandung makna tertentu.
Songket harus melalui delapan peringkat sebelum menjadi sepotong kain dan masih ditenun secara tradisional. Karena penenun biasanya dari desa, tidak mengherankan bahwa motif-motifnya pun dipolakan dengan hewan dan tumbuhan setempat. Motif ini seringkali juga dinamai dengan nama kue khas Melayu seperti serikaya, wajik, dan tepung talam, yang diduga merupakan penganan kegemaran raja.

Sejarah

Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya Melayu, dan menurut sementara orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab.[2] Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket.[4] Kain songket ditenun pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper. Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket berasal, menurut tradisi Kelantan teknik tenun seperti ini berasal dari utara, yakni kawasan Kamboja dan Siam, yang kemudian berkembang ke selatan di Pattani [5] dan akhirnya mencapai Kelantan dan Terengganu sekitar tahun 1500-an.[6] Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota Bahru dan Terengganu.[7] Akan tetapi menurut penenun Terengganu[rujukan?], justru para pedagang Indialah yang memperkenalkan teknik menenun ini pertama kali di Palembang dan Jambi, yang mungkin telah berlaku sejak zaman Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-11).[2]
Menurut tradisi Indonesia sendiri, kain songket nan keemasan dikaitkan dengan kegemilangan Sriwijaya, [8][9] kemaharajaan niaga maritim nan makmur lagi kaya yang bersemi pada abad ke-7 hingga ke-13 di Sumatera. Hal ini karena kenyataan bahwa pusat kerajinan songket paling mahsyur di Indonesia adalah kota Palembang. Songket adalah kain mewah yang aslinya memerlukan sejumlah emas asli untuk dijadikan benang emas, kemudian ditenun tangan menjadi kain yang cantik. Secara sejarah tambang emas di Sumatera terletak di pedalaman Jambi dan dataran tinggi Minangkabau. Meskipun benang emas ditemukan di reruntuhan situs Sriwijaya di Sumatera, bersama dengan batu mirah delima yang belum diasah, serta potongan lempeng emas, hingga kini belum ada bukti pasti bahwa penenun lokal telah menggunakan benang emas seawal tahun 600-an hingga 700-an masehi.[2] Songket mungkin dikembangkan pada kurun waktu yang kemudian di Sumatera. Songket Palembang merupakan songket terbaik di Indonesia baik diukur dari segi kualitasnya, yang berjuluk "Ratu Segala Kain". Songket eksklusif memerlukan di antara satu dan tiga bulan untuk menyelesaikannya, sedangkan songket biasa hanya memerlukan waktu sekitar 3 hari. Mulanya kaum laki-laki menggunakan songket sebagai destar, tanjak atau ikat kepala. Kemudian barulah kaum perempuan Melayu mulai memakai songket sarung dengan baju kurung.
Dokumentasi mengenai asal-usul songket masih tidak jelas, kemungkinan tenun songket mencapai semenanjung Malaya melalui perkawinan atau persekutuan antar bangsawan Melayu, karena songket yang berharga kerap kali dijadikan maskawin atau hantaran dalam suatu perkawinan. Praktik seperti ini lazim dilakukan oleh negeri-negeri Melayu untuk mengikat persekutuan strategis. Pusat kerajinan songket terletak di kerajaan yang secara politik penting karena bahan pembuatannya yang mahal; benang emas sejatinya memang terbuat dari lembaran emas murni asli.[10]
Songket sebagai busana diraja juga disebutkan dalam naskah Abdullah bin Abdul Kadir pada tahun 1849.[11]

Motif

Songket memiliki motif-motif tradisional yang sudah merupakan ciri khas budaya wilayah penghasil kerajinan ini. Misalnya motif Saik Kalamai, Buah Palo, Barantai Putiah, Barantai Merah, Tampuak Manggih, Salapah, Kunang-kunang, Api-api, Cukie Baserak, Sirangkak, Silala Rabah, dan Simasam adalah khas songket Pandai Sikek Minangkabau.[12] Beberapa pemerintah daerah telah mempatenkan motif songket tradisional mereka. Dari 71 motif songket yang dimiliki Sumatera Selatan, baru 22 motif yang terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dari 22 motif songket Palembang yang telah terdaftar di antaranya motif Bungo Intan, Lepus Pulis, Nampan Perak, dan Limar Beranti. Sementara 49 motif lainnya belum terdaftar, termasuk motif Berante Berakam pada seragam resmi Sriwijaya Football Club. Selain motif Berante Berakam, beberapa motif lain yang belum terdaftar yakni motif Songket Lepus Bintang Berakam, Nago Besaung, Limar Tigo Negeri Tabur Intan, Limar Tigo Negeri Cantik Manis, Lepus Bintang Penuh, Limar Penuh Mawar Berkandang, dan sejumlah motif lain.[9]

Songket kini

Ditinjau dari bahan, cara pembuatan, dan harganya; songket semula adalah kain mewah para bangsawan yang menujukkan kemuliaan derajat dan martabat pemakainya. Akan tetapi kini songket tidak hanya dimaksudkan untuk golongan masyarakat kaya dan berada semata, karena harganya yang bervariasi; dari yang biasa dan terbilang murah, hingga yang eksklusif dengan harga yang sangat mahal. Kini dengan digunakannya benang emas sintetis maka songket pun tidak lagi luar biasa mahal seperti dahulu kala yang menggunakan emas asli. Meskipun demikian, songket kualitas terbaik tetap dihargai sebagai bentuk kesenian yang anggun dan harganya cukup mahal.
Sejak dahulu kala hingga kini, songket adalah pilihan populer untuk busana adat perkawinan Melayu, Palembang, Minangkabau, Aceh dan Bali. Kain ini sering diberikan oleh pengantin laki-laki kepada pengantin wanita sebagai salah satu hantaran persembahan perkawinan. Di masa kini, busana resmi laki-laki Melayu pun kerap mengenakan songket sebagai kain yang dililitkan di atas celana panjang atau menjadi destar, tanjak, atau ikat kepala. Sedangkan untuk kaum perempuannya songket dililitkan sebagai kain sarung yang dipadu-padankan dengan kebaya atau baju kurung.
Meskipun berasal dari kerajinan tradisional, industri songket merupakan kerajinan yang terus hidup dan dinamis. Para pengrajin songket terutama di Palembang kini berusaha menciptakan motif-motif baru yang lebih modern dan pilihan warna-warna yang lebih lembut. Hal ini sebagai upaya agar songket senantiasa mengikuti zaman dan digemari masyarakat.[9] Sebagai benda seni, songket pun sering dibingkai dan dijadikan penghias ruangan. Penerapan kain songket secara modern amat beraneka ragam, mulai dari tas wanita, songkok, bahkan kantung ponsel.

Pusat kerajinan songket

Songket tradisional Sasak, Lombok.
Di Indonesia, pusat kerajinan tangan tenun songket dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Lombok dan Sumbawa. Di pulau Sumatera pusat kerajinan songket yang termahsyur dan unggul adalah di daerah Pandai Sikek, Minangkabau, Sumatera Barat,[12] serta di Palembang, Sumatera Selatan. Di Bali, desa pengrajin tenun songket dapat ditemukan di kabupaten Klungkung, khususnya di desa Sidemen dan Gelgel. Sementara di Lombok, desa Sukarara di kecamatan Jonggat, kabupaten Lombok Tengah, juga terkenal akan kerajinan songketnya.[13] Di luar Indonesia, kawasan pengrajin songket didapati di Malaysia; antara lain di pesisir timur Semenanjung Malaya[14] khususnya industri rumahan di pinggiran Kota Bahru, Kelantan dan Terengganu; serta di Brunei.[10]


                                                                 songket palembang
                                                                                          songket palembang

songket kalimantan




songket kalimantan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0